Ricuh Kekurangan Stok Beras Dalam Negeri

Senin, 28 November 2022 13:04 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Stok beras yang ada di Badan urusan logistik (Bulog) untuk bulan Desember 2022 masih tersisa dibawah 600.000 ton. Dikhawatirkan tidak mampu untuk memenuhi konsumsi kebutuhan rakyat Indonesia.

Stok beras yang ada di Badan urusan logistik (Bulog) untuk bulan Desember 2022 tersisa kurang dari 600 ribu ton. Jumlah ini dikhawatirkan tidak mampu untuk memenuhi konsumsi kebutuhan rakyat Indonesia.  Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Badan urusan logistik (Bulog) , Budi Waseso (Buas), pada hari Rabu, (23/11/2022) dalam acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Senayan Jakarta.

Menurut Budi Waseso Bulog telah berupaya untuk memenuhi stok beras sebanyak 1,2 juta ton, sampai akhir Desember 2022, namun yang terealisasi hanya 651.000 ton. Untuk memenuhi kepentingan beras tersebut ia (Bulog) berharap pihak Kementerian Pertanian dapat membantu kekurangan cadangan stok beras tersebut. “Kami telah berupaya menghubungi empat perusahaan pengadaan beras sebagaimana disarankan Kementrian Pertanian (Kementan) RI. Tapi, pada PT Alung, yang katanya punya stok beras 100.000 ton, nyatanya hanya tersedia sebanyak 7.000 ton."

Demikian halnya dengan PT Pilar Menara Mas Malang (Willy), informasi Kementan memiliki stok 260 ton, nyatanya hanya sebesar 20.000 ton, dan tidak bersedia kerja sama dengan Bulog. Selanjutnya, CV Alam Putra Mandiri Tegal (Doyok), informasi dari Kementan memiliki stok beras 100.000 ton. Nyatanya yang ada hanya 20 ton.

“Pada tanggal 9 November 2022, hasil crosscheck Bulog, bersama TNI dan Polri, telah saya laporkan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Tentang kesediaan stok beras tersebut,” kata Buas. Dalam RDP dengan Komisi IV DPRRI yang diketuai oleh Sudin.  

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Foto dok- Akbar Maulana

Sementara itu. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dalam RDP menjelaskan. Beras di Perum Bulog per 13 November sebanyak 651.000 ton. Jumlah ini sangat rendah bila dibandingkan kebutuhan bulanan, mencapai 2,5 juta ton. Untuk itu ia minta adanya perhatian pemerintah pusat maupun daerah. Setidaknya stok beras untuk Bulog 1,2 juta ton sampai akhir 2022, kata Arief.

Menurut Arief, cadangan beras Bulog sangat penting bagi stabilisasi harga beras di konsumen. Sebab, dengan cadangan di bawah 1 juta ton beras yang ada di Bulog, bisa memicu kenaikan harga beras di pasaran. Dicontohkan Arief, dalam 3 bulan terakhir. Agustus, terjadi kenaikan harga beras sebesar 3,5 persen, September 4 persen, Oktober 3 persen.

Sekjen Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono. Pasca RDP bersama Komisi IV DPR RI, Jakarta. Foto dok Akbar Maulana.

Hasil RDP itu, akhirnya. Sudin, selaku Ketua Komisi IV DPR RI dalam RDP pada hari Rabu, (23/ 11/2022) menetapkan, Mentan harus memenuhi Cadangan stok Beras Pemerintah (CBP) ke Perum Bulog, sebanyak 600.000 ton. “ Angka itu hasil kalkulasi dengan stok Bulog yang ada pada saat ini, kurang dari 600.000 ton. Sehingga nantinya terdapat total stok beras mendekati 1,2 juta ton,” kata Sudin.

Sudin, Ketua Komisi IV DPR RI yang memimpin acara RDP itu juga memberikan waktu selama 6 hari, sejak RDP dilakukan. Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementrian Pertanian, Kasdi Subagyono, mendampingi Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, atas nama Kementerian Pertanian menyatakan, menyanggupi, memenuhi mandat RDP, untuk mengadakan 600 ribu ton beras untuk Bulog itu.

“Periode Oktober sampai Desember 2022, Bulog telah berupaya menyerap beras hingga 1,2 juta ton, namun realisasinya hanya mencapai 36.508 ton. Didapati dari Aceh 273 ton, Lampung 127 ton, Jawa Timur 1.289 ton, Sulawesi Seltan, dan Sulawesi Barat 31.373 ton, NTB sebesar 947 ton, dan Papu, Papua Barat sebesar 2.159 ton,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dalam RDP menjelaskan.

Stok Beras Bulog dikhawatirkan tidak memenuhi kebutuhan konsumen Desember 2022. Foto-Ist.

Dari catatan Bapanas, stok beras nasional minggu ke-1 November 2022 tercatat ada 6,71 juta ton. Perinciannya, 3 juta ton (50,5 persen) berada di rumah tangga, 1,4 juta ton (22,1 persen) di penggilingan, 800.000 ton (11,9 persen) di pedagang, 651. 000 ton (9,9 persen) di Bulog, 300.000 ton (5 persen) di hotel, restoran, café, dan 37.000 ton (0,6 persen) di Pasar Induk Beras Cipinang. ***

Bagikan Artikel Ini
img-content
djohan chan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Permenaker Nomor 18 Digugat 9 Pengusaha ke MK

Sabtu, 10 Desember 2022 08:21 WIB
img-content

Serikat Petani Menolak Rencana Impor Beras 2023

Selasa, 29 November 2022 17:30 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Peristiwa

Lihat semua